Selasa, 4 Nov 2025
light_mode
Beranda » Headline » Jumpa Menteri Komdigi, Anak Muda Maluku Suarakan Keadilan Akses Digital

Jumpa Menteri Komdigi, Anak Muda Maluku Suarakan Keadilan Akses Digital

  • calendar_month Kam, 9 Okt 2025
  • visibility 75
  • comment 0 komentar

AMBON.-DM ; Para pegiat literasi digital, anak muda, dan aktivis organisasi kepemudaan (OKP/OKPI) berkumpul dalam forum hangat bersama Menteri Komunikasi dan Digital (Komdigi), Meutya Hafid. Selasa, 7 Oktober 2025.

Pertemuan bertajuk “Temu Komunitas Literasi Digital dan OKP/OKPI bersama Menteri Komdigi” ini juga dihadiri Dirjen Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya, Kepala Badan Pengembangan SDM Komdigi, Bonifasius Wahyu Pudjianto, serta Direktur Informasi Publik, Dr. Nursodik Gunarjo.

Mereka berdialog langsung tentang isu besar yang selama ini dirasakan masyarakat yang mendiami timur Indonesia, yakni soal ketimpangan akses digital, harga internet yang mahal, dan kesenjangan pembangunan infrastruktur teknologi informasi. Serta berbagi pengalaman, menyampaikan keluhan, dan menawarkan solusi tentang bagaimana ekosistem digital di Maluku bisa lebih maju dan adil.

Kegiatan ini menjadi ruang terbuka yang mempertemukan pemerintah pusat dan masyarakat akar rumput. Bukan forum formal dengan podium dan protokol ketat, tetapi diskusi dua arah yang hidup dan setara.
Hadir berbagai komunitas dan organisasi seperti Relawan TIK Maluku, Mafindo Maluku, Paparisa Ambon Bergerak, Terakota Ambon, GP Ansor Maluku, KNPI Maluku, HMI Badko Maluku, BEM Nusantara Maluku, Banser Kota Ambon, serta Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ambon.

Diskusi dibuka dengan sebuah kejujuran yang menggugah. Rusda Leikawa, Koordinator Wilayah Mafindo Maluku, berbicara tentang tantangan literasi digital yang kini semakin berat.

“Perilaku konten kreator, terutama TikTokers dan FB Pro, sangat sulit sekali diedukasi apalagi terkait budaya dan etika digital,” katanya dengan nada serius. “Banyak konten yang tidak mendidik, bahkan saling hujat sesama kreator. Ibu-ibu pengguna Facebook jadi resah, masyarakat terbelah. Ini sudah mengganggu ketenangan sosial kita.”

Suasana sejenak hening. Kalimat Rusda menampar kesadaran bersama bahwa dunia digital tak hanya soal jaringan dan teknologi, tetapi juga soal nilai, akhlak, dan etika bermedia.

Bagi komunitas seperti Mafindo dan Relawan TIK, masalah ini sama pentingnya dengan pembangunan infrastruktur. Karena tanpa budaya digital yang sehat, ruang maya hanya akan jadi ladang konflik baru.

Selain itu, dalam dialog itu, isu paling menonjol adalah mahalnya harga kuota dan layanan internet di wilayah timur Indonesia. Para pegiat menilai ketimpangan harga antara kawasan barat dan timur sudah berlangsung lama dan harus segera diatasi.

“Kami berharap Kementerian Komdigi memperjuangkan kesetaraan harga kuota dan Indihome antara barat dan timur. Di Maluku, harga internet jauh lebih mahal karena dominasi satu provider besar yang menghambat persaingan,” ujar Ketua KNPI Maluku, Arman Kalean.

Kondisi ini, lanjut mereka, menciptakan jurang digital yang nyata. Mahasiswa dan pelajar di Maluku harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk belajar daring, sementara UMKM dan kreator lokal kesulitan bersaing karena jaringan yang lambat dan tidak stabil.

“Bagaimana kami bisa masuk ke ekonomi digital kalau akses jaringan saja masih mahal dan lambat?” keluh Pierre A. Ajawaila dari Paparisa Ambon Bergerak.

Selain persoalan harga internet, peserta juga menyoroti minimnya infrastruktur TIK di wilayah 3T (terdepan, terluar, dan tertinggal). Hingga kini, masih banyak kawasan kepulauan di Maluku yang belum memiliki akses sinyal sama sekali akibat belum tersedianya menara telekomunikasi.

“Banyak desa di Kepulauan Aru, Seram Utara, Buru Selatan, Seram Bagian Timur, Kepulauan Tanimbar, dan Maluku Barat Daya masih berada dalam kondisi blank spot. Kami berharap Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) dapat mempercepat pemerataan infrastruktur, agar masyarakat di pulau-pulau kecil juga bisa ikut dalam transformasi digital,” ungkap Aril Salamena, Relawan TIK Maluku.

Menurut mereka, di era sekarang internet bukan lagi kebutuhan sekunder, melainkan telah menjadi kebutuhan dasar yang menentukan masa depan pendidikan, ekonomi, hingga pelayanan publik.

Di sisi lain, Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Ambon menyoroti pentingnya pemerataan akses digital sebagai bagian dari hak warga negara untuk memperoleh dan menyebarkan informasi.

Sekretaris AJI Ambon, Habil Kadir, menegaskan bahwa keadilan digital bukan semata isu teknologi, melainkan juga isu demokrasi dan kebebasan pers.

“Kalau masyarakat di pulau-pulau kecil tidak punya akses internet yang layak, mereka kehilangan hak untuk tahu dan untuk bersuara. Padahal, kebebasan berekspresi di era digital hanya bisa hidup jika semua warga punya akses yang sama terhadap informasi,” ujar Habil.

Habil juga menambahkan bahwa jurnalis dan media lokal sangat bergantung pada konektivitas internet yang stabil untuk menyebarkan berita dari wilayah kepulauan.

“Banyak kawan jurnalis di kabupaten kepulauan kesulitan mengirim berita karena jaringan lemah. Kondisi ini membuat liputan daerah tertinggal dari pemberitaan nasional. Pemerataan akses digital juga berarti membuka ruang bagi keberagaman suara daerah,” tambahnya.

Senada dengan itu, Ketua GP Ansor Maluku, Ridwan Nurdin, menegaskan bahwa pembangunan infrastruktur TIK di wilayah 3T memerlukan perhatian serius dari pemerintah pusat, khususnya Kementerian Komdigi. Ia menilai, pemerintah daerah tidak memiliki kapasitas anggaran yang memadai untuk membangun infrastruktur TIK secara mandiri.

“Jangan menitipberatkan persoalan konektivitas ini ke daerah, karena kemampuan fiskal daerah terbatas. Pemerintah pusat harus turun tangan agar masyarakat di kepulauan Maluku bisa merasakan akses digital yang merata,” tegas Ridwan.

Meski banyak keluhan, suasana diskusi tetap penuh semangat dan optimisme. Komunitas lokal justru menawarkan gagasan kolaboratif, salah satunya penyelenggaraan Festival Literasi Digitalent 2026 di Maluku.

Acara tersebut diharapkan menjadi wadah bagi anak muda untuk berinovasi, memamerkan karya, dan memperluas gerakan literasi digital hingga ke pulau-pulau kecil.

“Kami ingin Kementerian Komdigi berkolaborasi dalam Festival Literasi Digitalent 2026. Malam ini membuktikan bahwa pemerintah mau mendengar anak muda Maluku,” ujar perwakilan Terakota Ambon.

Festival itu diharapkan menjadi ajang tahunan yang mempertemukan komunitas, kampus, dan pelaku UMKM digital, menampilkan inovasi lokal dari Maluku untuk Indonesia.

Dialog malam itu ditutup dengan tepuk tangan dan rasa terima kasih dari peserta kepada Menteri Meutya Hafid, yang dinilai sebagai sosok pejabat yang rendah hati dan mau turun langsung ke daerah.

“Kami sangat mengapresiasi Ibu Meutya. Jarang ada pejabat pusat yang mau duduk santai mendengar kami, bukan sekadar memberi pidato. Beliau datang dan benar-benar mendengar,” ujar Koordinator BEM Nusantara Maluku, Adam Rahantan.

Ketua Badko HMI Maluku, Andi Sagama, juga menyampaikan apresiasi tinggi atas kehadiran Menteri Komdigi beserta jajarannya yang telah meluangkan waktu untuk berdiskusi langsung dengan anak muda Maluku.

“Kehadiran Ibu Menteri dan tim Komdigi sangat kami hargai. Mereka tidak hanya datang membawa program, tetapi benar-benar mendengarkan keluhan dan aspirasi kami, terutama soal infrastruktur TIK dan kebutuhan pendukungnya di Maluku. Kami berharap kementerian dan para menteri lain dapat mencontohi sikap Ibu Menteri Komdigi yang mau turun langsung berdialog dengan masyarakat. Pendekatan seperti ini membuat kami merasa didengar dan dilibatkan dalam pembangunan,” ujar Andi.

Menanggapi berbagai aspirasi tersebut, Menteri Komdigi Meutya Hafid mengucapkan terima kasih atas semangat komunitas Maluku yang terus aktif menggerakkan literasi digital.

Ia menjelaskan bahwa kebijakan digital nasional kini berfokus pada tiga pilar utama:
1.Penguatan literasi digital untuk meningkatkan kesadaran dan kecakapan masyarakat.
2.Pengembangan talenta digital agar generasi muda mampu berinovasi dan bersaing global.
3.Pemerataan infrastruktur TIK, khususnya di wilayah 3T dan kepulauan timur Indonesia.

“Pemerintah berkomitmen agar transformasi digital tidak hanya dinikmati masyarakat di kota besar, tapi juga masyarakat di pulau-pulau kecil dan daerah 3T,” ujar Meutya.

Ia menegaskan, kolaborasi dengan komunitas lokal adalah kunci keberhasilan. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa dukungan jejaring masyarakat yang memahami kondisi di lapangan.

“Komunitas seperti Relawan TIK, Mafindo, Paparisa Ambon Bergerak, Terakota Ambon, AJI Ambon, dan berbagai OKP/OKPI punya peran besar. Mereka adalah agen perubahan yang menjembatani kebijakan nasional dengan realita masyarakat,” ujarnya.(*)

Editor : Abd Karim

Komentar (0)

Saat ini belum ada komentar

Silahkan tulis komentar Anda

Email Anda tidak akan dipublikasikan. Kolom yang bertanda bintang (*) wajib diisi

Rekomendasi Untuk Anda

  • Mansur Banda Angkat Bicara, Sebut Jalan Rusak di Tahalupu SBB Bukan Pekerjaannya 

    Mansur Banda Angkat Bicara, Sebut Jalan Rusak di Tahalupu SBB Bukan Pekerjaannya 

    • calendar_month Jum, 20 Jun 2025
    • visibility 206
    • 0Komentar

    AMBON – DM : Kontraktor tajir Maluku yang sering disapa Mansur Banda akhirnya angkat bicara soal tender pekerjaan Jalan Lapen Desa Tahalupu-Dusun Tihu  yang kini rusak dan dikeluhkan masyarakat. “ Itu bukan beta yang kerja,” kilahnya saat dimintai tanggapan mengenai situasi ruas jalan Tahulupu di Kecamatan Huamual Kabupaten Seram Bagian Barat, Jumat 20 Juni 2025. Bos […]

  • Rovik di Jambore Maluku: Jaga Alam atau Siap Terima Bencana

    Rovik di Jambore Maluku: Jaga Alam atau Siap Terima Bencana

    • calendar_month Kam, 14 Agu 2025
    • visibility 240
    • 0Komentar

      AMBON-DM : Anggota DPRD Provinsi Maluku Rovik Akbar Afifudin, mengapresiasi dan beri dukungan penuh terhadap pelaksanaan Jambore Pencinta Alam ke-27 se-Maluku yang digelar di Kampus Universitas Darussalam (Unidar) Ambon. Kampus tersebut memiliki makna khusus bagi Ketua Umum Pengprov Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Maluku itu karena pernah menjadi tempatnya menimba ilmu. Rovik menyebut Jambore […]

  • Bentuk Tim Penanggulangan, Bupati MTH Juga Bermalam bersama Korban Bencana di Kei Besar 

    Bentuk Tim Penanggulangan, Bupati MTH Juga Bermalam bersama Korban Bencana di Kei Besar 

    • calendar_month Rab, 4 Jun 2025
    • visibility 249
    • 0Komentar

    LANGGUR-DM : Pemerintah Kabupaten Maluku Tenggara, menaruh atensi khusus untuk penanggulangan bencana alam di Pulau Kei Besar.  Saat ini, Bupati Kabupaten Maluku Tenggara M.Thaher Hanubun bersama rombongan bahkan sudah berada di Kei Besar sehari setelah mendapatkan informasi bencana di Kei Besar. “ Pak Bupati tiba pada Selasa, 3 Juni dan bermalam bersama kami di sini,” […]

  • Ini Perusahaan “Penerima” Kelebihan Bayar Proyek BPJN Maluku

    Ini Perusahaan “Penerima” Kelebihan Bayar Proyek BPJN Maluku

    • calendar_month Rab, 8 Okt 2025
    • visibility 139
    • 0Komentar

    AMBON.-DM ;Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menemukan kelebihan bayar di 21 paket proyek pada lingkup Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Maluku merupakan hasil analisa atas belanja fisik tahun anggaran 2022 dan semester I tahun anggaran 2023. Dalam laporan tersebut, BPK membagi dua skema penilaian yakni lebih bayar dan kurang bayar dengan […]

  • DPW dan 13 DPC se-Kalimantan Selatan Dukung Agus Suparmanto Pimpin PPP

    DPW dan 13 DPC se-Kalimantan Selatan Dukung Agus Suparmanto Pimpin PPP

    • calendar_month Sab, 20 Sep 2025
    • visibility 94
    • 0Komentar

    BANJARMASIN.-DM: DPW Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ) Kalimantan Selatan menggelar Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) di Banjarmasin, Jumat 19 September 2025. Rakorwil yang dihadiri pengurus DPW, ketua dan sekretaris dari 13 DPC se-Kalimantan Selatan (Kalsel) juga membacakan deklarasi dukungan terhadap Calon Ketua Umum PPP Agus Suparmanto . “Hari ini kami menggelar Rakorwil DPW PPP dihadiri […]

  • Biaya Perjalan Dinas T.A 2024 di Pemkab Malteng Bermasalah 

    Biaya Perjalan Dinas T.A 2024 di Pemkab Malteng Bermasalah 

    • calendar_month Sen, 2 Jun 2025
    • visibility 145
    • 0Komentar

    AMBON-DM : Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI telah menyerahkan hasil audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah Kabupaten Maluku Tengah tahun anggaran 2024.  Berdasarkan pemeriksaan yang dilakukan secara ketat, yang dilakukan petugas, BPK kemudian menetapkan LKPD Maluku Tengah dalam posisi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Dokumen hasil pemeriksaan ini telah diserahkan BPK kepada Pemerintah Kabupaten […]

expand_less