Bupati MTH : Menjaga Tradisi Bukan Berarti Menolak Kemajuan
- calendar_month Sab, 25 Okt 2025
- visibility 28
- comment 0 komentar

Anggota DPR-RI Widya Murad Ismail hadiri kegiatan Fan Kurkurat.
LANGGUR.-DEMAL ; Tradisi Fan Kurkurat atau memanah ikan Kurkurat menjadi salah satu atraksi utama dalam Festival Pesona Meti Kei (FPMK) 2025 yang berlangsung meriah di Pantai Ohoi (desa) Kolser, Kabupaten Maluku Tenggara, Sabtu 25 Oktober 2025.
Fan Kurkurat lebih dari sekadar pertunjukan budaya, kegiatan ini mencerminkan kearifan lokal masyarakat Kei dalam menjaga hubungan harmonis antara manusia, laut, dan lingkungan.
Bupati Maluku Tenggara, Muhammad Thaher Hanubun, menjelaskan setiap kampung di Kepulauan Kei memiliki tradisi dan kearifan lokal yang digelar saat laut surut. Salah satu yang masih lestari hingga kini adalah Fan Kurkurat di Ohoi Kolser.
“Walaupun ukuran ikan Kurkurat tidak besar, ikan ini memiliki sejarah panjang yang diwariskan secara turun-temurun di Kolser. Tradisi Fan Kurkurat bukan hanya tentang menangkap ikan, tetapi tentang menghargai laut dan menjaga keseimbangan alam,” ujar Thaher.
Menurutnya, Fan Kurkurat merupakan manifestasi semangat pelestarian budaya dan identitas daerah.
“Menjaga tradisi bukan berarti menolak kemajuan, tetapi menjadi pondasi moral dan spiritual dalam menghadapi tantangan modernisasi,” tambahnya.
Bupati menegaskan, nilai-nilai luhur dalam Fan Kurkurat sejalan dengan semangat Meti Kei, di mana laut bukan hanya sumber kehidupan, tetapi juga simbol persatuan, kebersamaan, dan rasa syukur atas anugerah Tuhan.
Suasana di Ohoi Kolser tampak semarak ketika ratusan warga dan wisatawan memadati pantai untuk menyaksikan prosesi Fan Kurkurat. Pemerintah daerah bersama masyarakat bahu-membahu mempersiapkan acara ini dengan penuh antusiasme, menampilkan semangat gotong royong yang menjadi ciri khas masyarakat Kei.
“Dedikasi dan kerja keras seluruh pihak menunjukkan semangat gotong royong yang menjadi kekuatan masyarakat Kei. Tanpa dukungan bersama, kegiatan besar seperti ini tidak akan terlaksana dengan baik,” tutur Thaher.
Selain melestarikan budaya, pelaksanaan Fan Kurkurat juga berdampak positif terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif daerah. Melalui FPMK, pemerintah daerah mendorong pelaku UMKM lokal untuk mempromosikan produk unggulan, kuliner khas, dan kerajinan tradisional masyarakat Kei.
Thaher menegaskan, pemerintah akan terus mendukung kegiatan budaya berbasis kearifan lokal. “Tradisi seperti Fan Kurkurat bukan hanya warisan masa lalu, tetapi aset berharga yang memperkuat karakter generasi muda dan memperkaya identitas daerah,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa Maluku Tenggara memiliki 72 destinasi wisata yang membutuhkan perhatian dari DPR RI dan Kementerian Pariwisata. Ia pun mengajak wartawan, influencer, dan berbagai pihak untuk mempromosikan pariwisata Maluku Tenggara di tingkat nasional dan internasional.
Bupati juga mendorong seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) agar terus berinovasi dan bijak dalam mengelola anggaran sehingga pembangunan dapat berdampak optimal bagi kesejahteraan masyarakat.
Festival Pesona Meti Kei 2025 menjadi simbol kebanggaan masyarakat Maluku Tenggara. Melalui semangat Fan Kurkurat, masyarakat Kei diharapkan terus menjaga persatuan, menghormati alam, dan menumbuhkan cinta terhadap budaya leluhur demi masa depan daerah yang berkarakter, berdaya saing, dan berkelanjutan.(*)
Editor : Abd Karim

Saat ini belum ada komentar